Abstraksi
Maret 2018 di Jawa Tengah
terjadi deflasi sebesar 0,004 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,94. Deflasi di Jawa Tengah
terjadi di tiga kota SBH, sedangkan tiga kota SBH yang lain mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,44 persen dengan IHK
sebesar 129,19 diikuti Tegal (-0,27persen) dengan IHK sebesar 128,62 dan Cilacap
(-0,11persen) dengan IHK sebesar 135,58. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi
Kota Surakarta sebesar 0,18 persen dengan IHK sebesar 127,76 diikuti Kota Kudus
sebesar 0,06 persen dengan IHK sebesar 138,90 dan Kota Semarang sebesar 0,05 persen
dengan IHK sebesar 130,71.
Deflasi di Jawa Tengah
terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada
kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,57 persen. Sedangkan enam kelompok
pengeluaran yang lain mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan besar 0,37
persen diikuti kelompok sandang dan kelompok kesehatan masing-masing sebesar0,14
persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13 persen;
kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,11 persen dan kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,05 persen.
Penyebab utama deflasi
Jawa Tengah Maret 2018 adalah turunnya harga beras, daging ayam ras, telur ayam
ras, kacang panjang dan kentang, Sementara yang menahan laju deflasi adalah naiknya
bawang putih, bawang merah, bensin, nangka muda dan cabai merah.
Tingkat inflasi tahun
kalender (Maret 2018 terhadap Desember 2017) sebesar1,24 persen dan tingkat inflasi
tahun ke tahun / Y on Y (Maret 2018 terhadap Maret 2017) sebesar 3,39 persen.
Inflasi terjadi di semua
ibukota provinsi di Pulau Jawa. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar
0,23 persen diikuti Bandung sebesar 0,21 persen; Yogyakarta sebesar 0,15 persen;
DKI Jakarta sebesar 0,09 persen; Surabaya sebesar 0,06 persendan inflasi terendah
di Semarang sebesar 0,05 persen.