Abstraksi
Bulan November 2016 di Jawa Tengah, terjadi inflasi sebesar 0,56
persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)
sebesar 124,45. Inflasi ini lebih
tinggi dibandingkan bulan Oktober 2016 dengan
inflasi sebesar 0,05 persen dengan IHK
123,75. Inflasi di Jawa Tengah terjadi di semua kota SBH di Jawa Tengah. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Purwokerto
sebesar 0,77 persen dengan IHK
122,78 diikuti Kota Kudus sebesar
0,67 persen dengan IHK sebesar 130,81; Kota Surakarta sebesar 0,60 persen
dengan IHK sebesar 122,04; Kota Cilacap dan Kota Semarang masing-masing sebesar
0,54 persen dengan IHK masing-masing sebesar 127,69 dan 124,34 dan inflasi
terendah terjadi di Kota Tegal sebesar
0,34 persen dengan IHK sebesar 122,60.
Inflasi yang disebabkan kenaikan harga ditunjukkan dengan kenaikan
indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 2,08 persen diikuti kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,52 persen; kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,12 persen; kelompok perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,09 persen dan kelompok kesehatan sebesar
0,08 persen. Deflasi yang disebabkan penurunan harga ditunjukkan dengan
penurunan indeks pada kelompok sandang sebesar 0,14. Sedangkan kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak
mengalami perubahan indeks/relatif stabil.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi
adalah bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tarip pulsa ponsel dan bawang
putih.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi
adalah telur ayam ras, kentang, apel, gula pasir dan daging ayam ras.
Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami
inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Semarang sebesar 0,54 persen diikuti
Bandung sebesar 0,52 persen; Serang dan
Yogyakarta masing-masing sebesar 0,32 persen, Surabaya sebesar 0,26 dan inflasi
terendah di DKI sebesar 0,24 persen.
Dari 82 kota IHK nasional, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota
mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami
inflasi tertinggi adalah Manado
sebesar 2,86 persen; Tanjung 1,85 persen; Pekanbaru 1,30 persen; Padang
1,13 persen dan Bukit tinggi sebesar 1,07 persen. Lima kota yang mengalami inflasi
terendah adalah Singkawang sebesar 0,05 persen; Bengkulu 0,06 persen; Pontianak
sebesar 0,07 persen, Banjarmasin 0,11 persen dan Balikpapan sebesar 0,12 persen. Sedangkan deflasi terjadi di
Bau-bau sebesar 1,54; Tual 0,27; Jajayapura 0,23 dan Kendari 0,22 persen.
Laju inflasi tahun kalender November
2016 sebesar 2,15 persen lebih
tinggi dibandingkaninflasi tahun kalender
November 2015 yang mengalami
inflasi sebesar 1,73 persen. Sedangkan laju inflasi “year on year” November 2016 sebesar 3,15 persen lebih rendah
dibandingkan laju inflasi “year on year” November 2015 yang
mengalami inflasi sebesar 4,02 persen.