Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan November 2016 - BPS-Statistics Indonesia Sragen Regency

Sebagai upaya meningkatkan kualitas data dan pelayanan kami kepada Anda mohon mengisi Survei Kebutuhan Data (SKD) melalui link : http://s.bps.go.id/SKD_2024_sragen

Layanan Online Data BPS silakan melalui e-mail : bps3314@bps.go.id dan Whatsapp (chat only) : 085179983314

Pengaduan Layanan disini

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan November 2016

Release Date : December 4, 2019
File Size : 0.27 MB

Abstract

  • Bulan November 2016 di Jawa Tengah, terjadi inflasi sebesar 0,56 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)  sebesar  124,45. Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober  2016 dengan inflasi  sebesar 0,05 persen dengan IHK 123,75. Inflasi di Jawa Tengah terjadi di semua    kota SBH di Jawa Tengah.  Inflasi tertinggi terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,77 persen  dengan  IHK  122,78 diikuti Kota  Kudus sebesar 0,67 persen dengan IHK sebesar 130,81; Kota Surakarta sebesar 0,60 persen dengan IHK sebesar 122,04; Kota Cilacap dan Kota Semarang masing-masing sebesar 0,54 persen dengan IHK masing-masing sebesar 127,69 dan 124,34 dan inflasi terendah terjadi di  Kota Tegal sebesar 0,34 persen dengan IHK sebesar 122,60. 
  • Inflasi yang disebabkan kenaikan harga ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 2,08 persen diikuti kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,52 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,12 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,09 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen. Deflasi yang disebabkan penurunan harga ditunjukkan dengan penurunan indeks pada kelompok sandang sebesar 0,14. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga  tidak mengalami perubahan indeks/relatif stabil. 
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tarip pulsa ponsel dan bawang putih.  
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah telur ayam ras, kentang, apel, gula pasir dan daging ayam ras.
  • Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Semarang sebesar 0,54 persen diikuti Bandung sebesar 0,52 persen; Serang dan  Yogyakarta masing-masing sebesar 0,32 persen, Surabaya sebesar 0,26 dan inflasi terendah di DKI sebesar 0,24 persen.  
  • Dari 82 kota IHK nasional, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami  inflasi tertinggi  adalah  Manado  sebesar 2,86 persen; Tanjung 1,85 persen; Pekanbaru 1,30 persen; Padang 1,13 persen dan Bukit tinggi sebesar 1,07 persen. Lima kota yang mengalami inflasi terendah adalah Singkawang sebesar 0,05 persen; Bengkulu 0,06 persen; Pontianak sebesar 0,07 persen, Banjarmasin 0,11 persen dan Balikpapan sebesar  0,12 persen. Sedangkan deflasi terjadi di Bau-bau sebesar 1,54; Tual 0,27; Jajayapura 0,23 dan Kendari 0,22 persen.
  • Laju inflasi tahun kalender  November  2016  sebesar 2,15 persen lebih tinggi dibandingkaninflasi tahun kalender  November  2015 yang mengalami inflasi sebesar 1,73 persen. Sedangkan laju inflasi “year on year” November  2016 sebesar 3,15 persen lebih rendah dibandingkan laju  inflasi  “year on year” November 2015 yang mengalami inflasi sebesar 4,02 persen.
Badan Pusat Statistik

BPS-Statistics Indonesia

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (Statistics of Sragen Regency)Jl. Letjen Suprapto 48 Sragen Jawa Tengah.Telp. (0271) 891151. Email (0271) 894266. Email : bps3314@bps.go.id

logo_footer

Manual

ToU

Links

Copyright © 2023 BPS-Statistics Indonesia