Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan September 2016 - BPS-Statistics Indonesia Sragen Regency

Sebagai upaya meningkatkan kualitas data dan pelayanan kami kepada Anda mohon mengisi Survei Kebutuhan Data (SKD) melalui link : http://s.bps.go.id/SKD_2024_sragen

Layanan Online Data BPS silakan melalui e-mail : bps3314@bps.go.id dan Whatsapp (chat only) : 085179983314

Pengaduan Layanan disini

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan September 2016

Release Date : December 4, 2019
File Size : 0.26 MB

Abstract

  • Bulan September 2016 di Jawa Tengah, terjadi inflasi sebesar 0,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)  sebesar  123,69 lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus  2016 yang mengalami  deflasi sebesar  0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,58.   Inflasi terjadi di semua  kota SBH di Jawa Tengah.  Inflasi tertinggi terjadi di Kota Semarang sebesar 0,13 persen  dengan  IHK  123,60 diikuti Kota  Tegal sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 121,91; Kota Surakarta sebesar 0,06 persen dengan IHK sebesar 121,43; Kota Cilacap sebesar 0,05 persen dengan IHK sebesar 126,96;  Kota Kudus sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 129,70 dan inflasi terendah terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,02 persen dengan  IHK  sebesar  121,81.
  • Inflasi yang disebabkan kenaikan harga ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga  sebesar 0,58 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,19 persen;  kelompok kesehatan sebesar 0,13 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,09 persen. Sedangkan deflasi yang disebabkan penurunan harga ditunjukkan dengan penurunan indeks terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,36 persen dan kelompok sandang sebesar 0,03 persen. 
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah cabai merah, akademi/perguruan tinggi, tarip pulsa ponsel, bawang putih dan bawang merah.
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah telur ayam ras, cabai rawit, daging ayam ras, wortel dan pir.
  • Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, lima kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi  Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 0,51 persen diikuti DKI dan Surabaya  masing-masing  sebesar 0,18 persen; Bandung sebesar 0,14 persen dan inflasi terendah terjadi di Semarang sebesar 0,13 persen. Sedangkan deflasi terjadi di Kota Yogyakarta sebesar 0,16 persen.
  • Dari 82 kota IHK nasional, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami  inflasi tertinggi  adalah  Sibolga  sebesar 1,85 persen; Lhokseumawe 1,44 persen; Medan 1,32 persen; Maumere 1,20 persen dan Bukit Tinggi sebesar 1,11 persen. Sedangkan lima kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Pontianak sebesar 1,06 persen; Singkawang 0,75 persen; Tual sebesar 0,71 persen, Tanjung Pandan dan Manado masingmasing sebesar  0,68 persen.
  •  Laju inflasi tahun kalender  September  2016  sebesar 1,52 persen lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender  September  2015 yang mengalami inflasi sebesar 1,54 persen. Sedangkan laju inflasi “year on year” September  2016 sebesar 2,71 persen lebih rendah dibandingkan laju  inflasi  “year on year” September 2015 yang mengalami inflasi sebesar 5,78 persen.
Badan Pusat Statistik

BPS-Statistics Indonesia

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (Statistics of Sragen Regency)Jl. Letjen Suprapto 48 Sragen Jawa Tengah.Telp. (0271) 891151. Email (0271) 894266. Email : bps3314@bps.go.id

logo_footer

Manual

ToU

Links

Copyright © 2023 BPS-Statistics Indonesia