Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan Februari 2016 - BPS-Statistics Indonesia Sragen Regency

Sebagai upaya meningkatkan kualitas data dan pelayanan kami kepada Anda mohon mengisi Survei Kebutuhan Data (SKD) melalui link : http://s.bps.go.id/SKD_2024_sragen

Layanan Online Data BPS silakan melalui e-mail : bps3314@bps.go.id dan Whatsapp (chat only) : 085179983314

Pengaduan Layanan disini

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan Februari 2016

Release Date : December 4, 2019
File Size : 0.26 MB

Abstract

  • Bulan Februari 2016 di Jawa Tengah terjadi deflasi sebesar 0,24 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)  sebesar  122,12 lebih rendah  dibandingkan bulan Januari  2015 yang mengalami  inflasi sebesar  0,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,42.   Deflasi terjadi di semua  kota SBH di Jawa Tengah.  Deflasi tertinggi terjadi di Kota Semarang sebesar 0,30 persen  dengan  IHK  sebesar 121,88  diikuti Kota  Purwokerto sebesar 0,29 persen dengan IHK sebesar 120,65;   Kota Kudus sebesar 0,23 persen dengan IHK sebesar 128,50; Kota Tegal sebesar 0,21 persen dengan IHK sebesar 119,75;  Kota Cilacap dan Kota Surakarta mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,11  persen dengan  IHK  masing-masing sebesar 125,18  dan 120,32.

  • Deflasi yang disebabkan penurunan harga ditunjukkan dengan terjadinya penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,06 persen;  kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,45 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen. Sedangkan kenaikan indeks karena adanya kenaikan harga terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,42 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,26 persen; kelompok sandang sebesar 0,17 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga  sebesar 0,06 persen.
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah tarip listrik, bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras,  dan cabai rawit.
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah minyak goreng, bawang putih, rokok kretek filter, pisang dan sepeda motor.
  • Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami Deflasi. Deflasi  tertinggi terjadi di Semarang sebesar 0,30 persen diikuti  Serang sebesar 0,17 persen; Bandung sebesar 0,15 persen; Surabaya sebesar 0,11 persen;  Yogyakarta sebesar 0,09 persen dan deflasi terendah di DKI sebesar 0,06 persen.  
  • Dari 82 kota IHK nasional, 52 kota mengalami deflasi dan 30 kota mengalami inflasi. Lima kota yang mengalami  deflasi  tertinggi  adalah  Merauke sebesar 2,95 persen; Tual 1,33 persen; Bulukumba  1,05 persen; Bau-bau 0,97 persen dan Ternate sebesar 0,95 persen. Sedangkan lima kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Tanjung Pandan sebesar 1,02 persen; Padang sebesar 0,86 persen; Gorontalo 0,67 persen; Balikpapan 0,50 persen dan Metro sebesar  0,42 persen. 
  • Laju inflasi tahun kalender  Februari  2016  sebesar 0,24 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender  Februari  2015 yang mengalami inflasi sebesar minus 0,97 persen. Sedangkan laju inflasi “year on year” Februari  2016 sebesar 3,98 persen lebih rendah dibandingkan laju  inflasi  “year on year” Februari 2015 yang mengalami inflasi sebesar 5,77 persen.
Badan Pusat Statistik

BPS-Statistics Indonesia

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (Statistics of Sragen Regency)Jl. Letjen Suprapto 48 Sragen Jawa Tengah.Telp. (0271) 891151. Email (0271) 894266. Email : bps3314@bps.go.id

logo_footer

Manual

ToU

Links

Copyright © 2023 BPS-Statistics Indonesia