Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan Mei 2016 - BPS-Statistics Indonesia Sragen Regency

Sebagai upaya meningkatkan kualitas data dan pelayanan kami kepada Anda mohon mengisi Survei Kebutuhan Data (SKD) melalui link : http://s.bps.go.id/SKD_2024_sragen

Layanan Online Data BPS silakan melalui e-mail : bps3314@bps.go.id dan Whatsapp (chat only) : 085179983314

Pengaduan Layanan disini

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan Mei 2016

Release Date : December 4, 2019
File Size : 0.26 MB

Abstract

  • Bulan Mei 2016 di Jawa Tengah terjadi inflasi sebesar 0,13 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)  sebesar  122,20 lebih tinggi dibandingkan bulan April  2016 yang mengalami  deflasi sebesar  0,46 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,04.   Inflasi terjadi di semua  kota SBH di Jawa Tengah.  Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,33 persen  dengan  IHK  119,76 diikuti Kota  Kudus sebesar 0,16 persen dengan IHK sebesar 128,56;   Kota Cilacap sebesar 0,15 persen dengan IHK sebesar 125,03; Kota Semarang dan Kota Purwokerto mengalami inflasi  sebesar 0,12 persen dengan IHK masing-masing sebesar 121,89 dan 120,90 persen  dan inflasi terendah terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,04 persen dengan  IHK  sebesar 120,64.

  • Inflasi yang disebabkan terjadinya kenaikan harga ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,64 persen; kelompok sandang sebesar 0,31 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen. Deflasi yang ditunjukkan dengan penurunan indeks terjadi disebabkan adanya penurunan harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,05 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar masing-masing sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga  tidak mengalami perubahan indeks karena harga yang relatif stabil (0,00 %). 
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah gula pasir, telur ayam ras, minyak goreng, daging ayam ras dan emas perhiasan.
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah cabai merah, bawang merah, cabai rawit, tomat sayur dan tarip listrik.  
  • Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi.  Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 0,88 persen diikuti  Bandung sebesar 0,24 persen; DKI  sebesar 0,19 persen; Surabaya sebesar 0,13 persen; Semarang sebesar 0,12 persen dan inflasi terendah terjadi di Yogyakarta sebesar 0,08 persen.
  • Dari 82 kota IHK nasional, 67 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami  inflasi tertinggi  adalah  Pontianak sebesar 1,67 persen; Ambon 1,64 persen; Bau-bau 1,44 persen; Tanjungpinang 1,30 persen dan Jambi sebesar 0,89 persen. Lima kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Sorong sebesar 0,92 persen; Bungo 0,91 persen; Bima 0,71 persen; Tual 0,60 persen dan Sibolga sebesar  0,47 persen.
  • Laju inflasi tahun kalender  Mei  2016  sebesar 0,30 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender  Mei  2015 yang mengalami deflasi sebesar 0,13 persen. Sedangkan laju inflasi “year on year” Mei  2016 sebesar 3,17 persen lebih rendah dibandingkan laju  inflasi  “year on year” Mei 2015 yang mengalami inflasi sebesar 6,28 persen. 
Badan Pusat Statistik

BPS-Statistics Indonesia

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (Statistics of Sragen Regency)Jl. Letjen Suprapto 48 Sragen Jawa Tengah.Telp. (0271) 891151. Email (0271) 894266. Email : bps3314@bps.go.id

logo_footer

Manual

ToU

Links

Copyright © 2023 BPS-Statistics Indonesia