Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan Agustus 2016 - BPS-Statistics Indonesia Sragen Regency

Sebagai upaya meningkatkan kualitas data dan pelayanan kami kepada Anda mohon mengisi Survei Kebutuhan Data (SKD) melalui link : http://s.bps.go.id/SKD_2024_sragen

Layanan Online Data BPS silakan melalui e-mail : bps3314@bps.go.id dan Whatsapp (chat only) : 085179983314

Pengaduan Layanan disini

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan Agustus 2016

Release Date : December 4, 2019
File Size : 0.27 MB

Abstract

  • Bulan Agustus 2016 di Jawa Tengah, terjadi deflasi sebesar 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)  sebesar  123,58 lebih rendah dibandingkan bulan Juli  2016 yang mengalami  inflasi sebesar  1,00 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,93.   Deflasi terjadi di semua  kota SBH di Jawa Tengah.  Deflasi tertinggi terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,51 persen  dengan  IHK  121,79 diikuti Kota  Kudus sebesar 0,48 persen dengan IHK sebesar 129,65; Kota Tegal sebesar 0,45 persen dengan IHK sebesar 121,83; Kota Surakarta sebesar 0,25 persen dengan IHK sebesar 121,36;  Kota Semarang sebesar 0,21 persen dengan IHK sebesar 123,44 dan deflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,18 persen dengan  IHK  sebesar 126,90.
  • Deflasi yang disebabkan terjadinya penurunan harga ditunjukkan dengan penurunan indeks pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,40 persen; kelompok bahan makanan sebesar 0,93 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,09 persen. Sedangkan inflasi yang disebabkan kenaikan harga ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga  sebesar 0,77 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,28 persen;  kelompok kesehatan sebesar 0,26 persen dan kelompok sandang sebesar 0,13 persen. 
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah angkutan antar kota, daging ayam ras, gula pasir, wortel dan tarip kereta api.
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah tarip listrik, cabai rawit, cabai merah, kentang dan sekolah dasar.
  • Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, empat kota mengalami deflasi dan dua kota mengalami inflasi.  Deflasi tertinggi terjadi di Bandung sebesar 0,49 persen diikuti Semarang sebesar 0,21 persen; Serang sebesar 0,08 persen dan Yogyakarta sebesar 0,04 persen sedangkan inflasi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,10 persen dan DKI sebesar 0,01 persen.
  • Dari 82 kota IHK nasional, 49 kota mengalami deflasi dan 33 kota mengalami inflasi. Lima kota yang mengalami  deflasi tertinggi  adalah  Kupang  sebesar 0,87 persen; Pare-pare 0,80 persen; Mamuju 0,79 persen; Bau-bau 0,72 persen dan Tanjung Pandan sebesar 0,58 persen. Sedangkan lima kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Manokwari sebesar 1,27 persen; Sorong 1,27 persen; Pangkal Pinang sebesar 0,93 persen, Padang sebesar 0,84 persen dan Medan sebesar 0,82 persen.
  • Laju inflasi tahun kalender  Agustus  2016  sebesar 1,43 persen lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender  Agustus  2015 yang mengalami inflasi sebesar 1,70 persen. Sedangkan laju inflasi “year on year” Agustus  2016 sebesar 2,46 persen lebih rendah dibandingkan laju  inflasi  “year on year” Agustus 2015 yang mengalami inflasi sebesar 6,18 persen.
Badan Pusat Statistik

BPS-Statistics Indonesia

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (Statistics of Sragen Regency)Jl. Letjen Suprapto 48 Sragen Jawa Tengah.Telp. (0271) 891151. Email (0271) 894266. Email : bps3314@bps.go.id

logo_footer

Manual

ToU

Links

Copyright © 2023 BPS-Statistics Indonesia