Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan Oktober 2016 - BPS-Statistics Indonesia Sragen Regency

Sebagai upaya meningkatkan kualitas data dan pelayanan kami kepada Anda mohon mengisi Survei Kebutuhan Data (SKD) melalui link : http://s.bps.go.id/SKD_2024_sragen

Layanan Online Data BPS silakan melalui e-mail : bps3314@bps.go.id dan Whatsapp (chat only) : 085179983314

Pengaduan Layanan disini

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan Oktober 2016

Release Date : December 4, 2019
File Size : 0.26 MB

Abstract

  • Bulan Oktober 2016 di Jawa Tengah, terjadi inflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)  sebesar  123,75. Inflasi ini lebih rendah dibandingkan bulan September  2016 dengan inflasi  0,09 persen.   Inflasi di Jawa Tengah terjadi di lima  kota SBH dan deflasi terjadi di satu kota SBH.  Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,22 persen  dengan  IHK  122,18 diikuti Kota  Kudus sebesar 0,19 persen dengan IHK sebesar 129,94; Kota Semarang sebesar 0,06 persen dengan IHK sebesar 123,67; Kota Cilacap sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 127,01 dan inflasi terendah terjadi di  Kota Purwokerto sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 121,84. Deflasi  terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,10 persen dengan  IHK  sebesar  121,31.
  •  Inflasi yang disebabkan kenaikan harga ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,26 persen diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,21 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga  sebesar 0,14 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen. Sedangkan deflasi yang disebabkan penurunan harga ditunjukkan dengan penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,18 persen diikuti kelompok sandang sebesar 0,17 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen. 
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah cabai merah, tarip listrik, cabai rawit, soto dan kangkung.
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah bawang merah, tarip pulsa ponsel, telur ayam ras, kentang dan minyak goreng
  • Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, lima kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di DKI sebesar 0,25 persen diikuti Serang sebesar 0,17 persen; Bandung sebesar 0,14 persen, Semarang sebesar 0,06 persen dan inflasi terendah di Yogyakarta sebesar 0,05 persen. Deflasi  terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,10 persen.
  • Dari 82 kota IHK nasional, 48 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami  inflasi tertinggi  adalah  Sibolga  sebesar 1,32 persen; Jambi 1,19 persen; Medan 1,11 persen; Tual 0,74 persen dan Pekanbaru sebesar 0,67 persen. Sedangkan lima kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Sorong sebesar 1,10 persen; Tanjung 1,08 persen; Palu sebesar 0,95 persen, Manokwari 0,82 persen dan Sampit sebesar  0,63 persen.
  • Laju inflasi tahun kalender  Oktober  2016  sebesar 1,57 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender  Oktober  2015 yang mengalami inflasi sebesar 1,50 persen. Sedangkan laju inflasi “year on year” Oktober  2016 sebesar 2,81 persen lebih rendah dibandingkan laju  inflasi  “year on year” Oktober 2015 yang mengalami inflasi sebesar 5,20 persen.
Badan Pusat Statistik

BPS-Statistics Indonesia

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (Statistics of Sragen Regency)Jl. Letjen Suprapto 48 Sragen Jawa Tengah.Telp. (0271) 891151. Email (0271) 894266. Email : bps3314@bps.go.id

logo_footer

Manual

ToU

Links

Copyright © 2023 BPS-Statistics Indonesia