Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan Desember 2016 - BPS-Statistics Indonesia Sragen Regency

Sebagai upaya meningkatkan kualitas data dan pelayanan kami kepada Anda mohon mengisi Survei Kebutuhan Data (SKD) melalui link : http://s.bps.go.id/SKD_2024_sragen

Layanan Online Data BPS silakan melalui e-mail : bps3314@bps.go.id dan Whatsapp (chat only) : 085179983314

Pengaduan Layanan disini

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Jawa Tengah Bulan Desember 2016

Release Date : December 4, 2019
File Size : 0.28 MB

Abstract

  • Bulan Desember 2016 di Jawa Tengah, terjadi inflasi sebesar 0,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)  sebesar  124,71. Inflasi ini lebih rendah dibandingkan bulan November  2016 dengan inflasi  sebesar 0,56 persen dengan IHK 124,45. Inflasi di Jawa Tengah terjadi di lima kota SBH. Satu kota SBH mengalami deflasi.  Inflasi tertinggi terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,37 persen  dengan  IHK  123,23 diikuti Kota Kudus dan Kota Surakarta masing-masing sebesar 0,30 persen dengan IHK masing-masing sebesar 131,20 dan 122,41; Kota Semarang sebesar 0,20 persen dengan IHK sebesar 124,59 dan inflasi terendah di Kota Cilacap sebesar 0,09 persen dengan IHK 127,81. Deflasi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,09 persen dengan IHK sebesar 122,49.
  • Inflasi yang disebabkan kenaikan harga ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,66 persen diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,30 persen; kelompok bahan makanan sebesar 0,23 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar masing-masing sebesar 0,16 persen. Deflasi yang disebabkan penurunan harga ditunjukkan dengan penurunan indeks pada kelompok sandang sebesar 0,44 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga  sebesar 0,04 persen. 
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah telur ayam ras, cabai rawit, bensin, tarip pulsa ponsel dan kol putih/kubis.
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah cabe merah, bawang merah, emas perhiasan, semen dan apel.
  • Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bandung sebesar 0,63 persen diikuti Surabaya sebesar 0,56 persen; Yogyakarta sebesar 0,35 persen; DKI sebesar 0,27 persen;  Semarang sebesar 0,20 persen dan inflasi terendah di Serang sebesar 0,12 persen.  
  • Dari 82 kota IHK nasional, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami  inflasi tertinggi  adalah  Lhokseumawe  sebesar 2,25 persen; Kupang 1,96 persen; Pangkal Pinang 1,95 persen; Jayapura 1,76 persen dan Tual sebesar 1,70 persen. Lima kota yang mengalami inflasi terendah adalah Tembilahan dan Padangsidimpuan maing-masing sebesar 0,02 persen; Cirebon 0,06 persen, Dumai dan Padang masing-masing sebesar  0,07 persen. Sedangkan deflasi terjadi di Manado sebesar 1,52; Bukit Tinggi 0,57; Bungo 0,11 dan Tegal 0,09 persen.  
  • Laju inflasi tahun kalender  Desember  2016  maupun laju inflasi “year on year” Desember 2016 yang mengalami inflasi sebesar 2,36 persen lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender  Desember  2015 maupun laju  inflasi  “year on year” Desember 2015 yang mengalami inflasi sebesar 2,73 persen.
Badan Pusat Statistik

BPS-Statistics Indonesia

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (Statistics of Sragen Regency)Jl. Letjen Suprapto 48 Sragen Jawa Tengah.Telp. (0271) 891151. Email (0271) 894266. Email : bps3314@bps.go.id

logo_footer

Manual

ToU

Links

Copyright © 2023 BPS-Statistics Indonesia